Dietrich Bonhoeffer (4 Februari 1906 -- 9 April 1945)
adalah seorang tokoh agama dari Jerman dan seorang yang ikut terlibat
dalam perlawanan terhadap gerakan Nazi. Bonhoeffer sebagai seorang
pendeta dan teolog, ikut ambil bagian dalam sebuah rencana yang disusun
oleh para anggota Abwehr (Departemen Intelijen Militer) untuk membunuh
Hitler. Ia kemudian ditangkap, dipenjara, dan akhirnya dijatuhi hukuman
gantung menyusul gagalnya usaha pembunuhan Hitler pada 20 Juli 1944.
Bonhoeffer lahir di Breslau, Jerman (sekarang bernama
Wroclaw, Polandia), di tengah-tengah keluarga kaum pekerja yang cukup
mapan. Ayahnya adalah seorang psikiater di Berlin dan ibunya mengajar
anak-anak mereka sendiri di rumah. Saat Bonhoeffer masih muda, ia
mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang hamba Tuhan. Kedua orang
tuanya mendukung keputusannya itu. Ketika ia sudah cukup dewasa,
Bonhoeffer melanjutkan studinya di Universitas Tübingen. Ia meraih gelar
Doktor Teologinya di Universitas Berlin dan kemudian ditahbiskan. Ia
menghabiskan tahun-tahun berikutnya di luar negeri, di Union Theological
Seminary, New York.
Ia kembali ke Jerman pada tahun 1931, pada masa-masa
itu ia mengajar teologia di Berlin dan menulis sejumlah buku. Dietrich
Bonhoeffer adalah seorang yang menentang keras gerakan Nazisme. Bersama
dengan Martin Niemöller, Karl Barth, dan beberapa tokoh lainnya, ia
mendirikan Confessing Church. Antara akhir tahun 1933 dan 1935,
Bonhoeffer melayani sebagai pendeta di dua gereja protestan berbahasa
Jerman di London. Ia hanya kembali ke Jerman ketika hendak mengikuti
seminari yang diperuntukkan bagi pendeta-pendeta Confessing Church, yang
akhirnya ditutup pada tahun 1937. Gestapo (polisi rahasia partai Nazi
-- Red.) juga melarang Bonhoeffer untuk berkhotbah, mengajar, dan bahkan
berbicara di depan umum. Pada saat itulah, Bonhoeffer mulai dekat
dengan para lawan Hitler.
Selama Perang Dunia II, Bonhoeffer memainkan peranan
penting dalam kepemimpinan Confessing Church yang melawan kebijakan
antisemitik, yang digagas oleh Adolf Hitler. Dia adalah salah seorang
dari para tokoh agama yang memanggil gereja-gereja, untuk melawan
perlakuan Hitler terhadap orang-orang Yahudi. Meskipun Confessing Church
bukanlah lembaga gereja yang besar, akan tetapi gereja ini mewakili
fokus utama perlawanan kaum Kristen terhadap pemerintahan partai Nazi di
Jerman.
Pada tahun 1939, Bonhoeffer bergabung dengan kelompok
bawah tanah yang terdiri dari para perwira militer yang berpusat di
Abwehr (Departemen Intelijen Militer). Kelompok ini ingin menggulingkan
rezim Nasional Sosialis dengan cara membunuh Hitler. Bonhoeffer
ditangkap pada bulan April 1943, setelah Nazi mengetahui bahwa uang yang
digunakan untuk menolong orang-orang Yahudi melarikan diri ke Swiss
berasal darinya. Ia ditahan atas tuduhan konspirasi. Bonhoeffer kemudian
dipenjara di Berlin selama satu tahun setengah. Menyusul gagalnya
rencana 20 Juli 1944, kaitan antara Bonhoeffer dengan para pelaku pun
ditemukan. Ia lalu dipindahkan ke beberapa penjara dan kamp konsentrasi
sampai akhirnya berhenti di Flossenbürg, tempat ia dieksekusi. Eksekusi
tersebut hanya berjarak 3 minggu dari pembebasan kota tersebut oleh
pasukan Amerika. Ia dieksekusi bersama dengan saudaranya, Klaus dan dua
orang iparnya, yaitu Hans von Dohnanyi dan Rudiger Schleicher.
Dietrich Bonhoeffer dikenang sebagai seorang martir
bagi imannya; catatan kesalahannya dihapuskan oleh pemerintah Jerman
pada pertengahan 1990. Sebaris kata yang sering dikutip dari bukunya,
"The Cost of Discipleship" (1937), seakan-akan mengisyaratkan
kematiannya: "Ketika Kristus memanggil seseorang, itu berarti Ia ingin
agar orang itu datang pada-Nya dan mati." Bukunya yang berjudul "Ethics"
(1949) dan "Papers from Prison" (1953) diterbitkan setelah kematiannya.
Alasan teologis dan politis di balik perubahan
haluannya dari seorang Kristen pasif, yang ditinggalkannya pada tahun
1930-an, menjadi seorang yang ikut serta dalam rencana pembunuhan Hitler
sampai saat ini masih diperdebatkan.
Post A Comment:
0 comments: