Navigation

Berhala-Berhala Modern

Banyak orang kristen saat ini mengira bahwa menyembah berhala identik dengan menyembah patung-patung, batu atau ukiran tangan manusia, sama seperti pada zaman bangsa Israel dahulu. Berhala-berhala seperti itu memang masih ada, tetapi saat ini terdapat banyak sekali bentuk-bentuk berhala modern yang sudah bersalin rupa atau berevolusi dari bentuk-bentuk yang lama, tetapi prinsip-prinsip berhalanya masih tetap sama.

Dalam Keluaran 20:3-5dikatakan: “ Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, “

Berhala bukan sekedar patung, tetapi apapun yang kita sembah atau gunakan sebagai pengganti Tuhan, entah itu patung, atau hasil karya kita yang kita idolakan.
Dalam zaman modern ini tanpa kita sadari, banyak hal telah menjadi idola atau berhala kita. Berhala modern kita adalah hal yang kita gunakan sebagai prioritas hidup kita, sebagai sandaran keselamatan, ketergantungan, dan kebanggaan hidup kita.
Beberapa dari berhala-berhala modern yang kita saksikan saat ini adalah:

Kecintaan akan uang. Uang dianggap segala-galanya yang dapat memberikan kesejahteraan, ketentraman, kenikmatan atau kekuasaan. Kehausan akan uang membuat banyak orang bersedia mengorbankan apapun seperti mengorbankan keluarga atau Tuhan; ia juga bersedia melakukan segala cara untuk mendapat uang entah itu dengan kekerasan, penipuan, atau korupsi. Dalam 1 Timotius 6:10 dikatakan:” Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. “

Berhala zaman modern yang kedua adalah menonton televisi, bermain video game, internet dan ber-Hp. Jutaan orang di seluruh dunia menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk menonton televisi, bermain game, berinternet dan menggunakan Hp. Penelitian oleh Prensky tahun 2001, menunjukkan bagaimana generasi digital, generasi muda saat ini, menggunakan waktu mereka dari sejak lahir sampai mereka berumur 21 tahun. Kalau kita anggap satu hari 24 jam, satu tahun 365 hari, maka selama 21 tahun ada 21 kali 365 kali 24 jam, atau sekitar 183.960 jam. Menurut Prensky, generasi digital saat ini telah menghabiskan waktu-waktu mereka sbb: 10,000 jam bermain video game; telah mengirimkan 200,000 email; 20,000 jam nonton TV; 10,000 jam ber-hp; dan kurang dari 5,000 jam membaca.
Televisi, saat ini sudah menjadi berhala atau idol yang memberitahukan kita berbagai informasi, apa yang harus kita dengar, apa yang kita makan dan minum, dan nilai-nilai apa yang harus kita ikuti dan yakini melalui berbagai siaran-siarannya. Televisi mengontrol kita melalui berita-berita yang sudah disaring berdasarkan versi mereka, melalui film-film dengan nilai-nilai yang sering berbeda dengan yang kita yakini, dan iklan-iklan yang menjejali kita dengan dorongan untuk konsumerisme.
Televisi seperti nabi-nabi palsu modern, memiliki pengaruh yang sangat besar, karena bersifat mengontrol pikiran kita. Pikiran manusia merupakan pintu gerbang untuk mulai meragukan iman kita kepada Tuhan. Ketika Iblis menjebak manusia pertama di Taman Eden, ia mulai dengan menimbulkan keraguan dalam hati manusia dan pikiran adalah pintu masuk ke dalam hati manusia. Jadi kalau kita tidak mampu mengontrol apa yang masuk kedalam pikiran kita melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui televisi, maka cepat atau lambat kita mulai mengadopsi keyakinan baru dan meragukan iman kristiani kita.
Internet dan Hp juga menjadi sumber pelarian banyak orang. Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain internet, chatting, dengan berbagai media jejaring sosial seperti facebook, twitter, atau blackberry. Internet sering menjadi pelarian untuk pornografi, video game kekerasan, praktek-praktek pedukunan, hipnotis, atau ajaran-ajaran radikal yang menyesatkan. Akses terhadap internet saat ini menjadi makin mudah dengan berbagai peralatan mobile yang memungkinkan orang dari mana saja dan kapan saja mengakses internet.
Musik juga dapat menjadi berhala modern saat ini. Banyak musik membuat anak-anak muda menjadi lupa diri. Musik sebagai tempat pelarian bila merasa frustasi, patah hati, marah, dsb. Kita sering membuka diri kita, pikiran, hati dan jiwa kita kepada musik tanpa sadar bahwa musik tersebut dapat menyesatkan kita. Banyak sekali lirik musik dan irama musik yang bisa membutakan hati kita, atau mendorong kita untuk meyakini nilai-nilai yang tidak sesuai dengan iman kristiani kita.
Mengidolakan manusia. Sering tanpa kita sadar kita mengidolakan manusia melampaui Tuhan. Contoh-contoh yang sering kita saksikan adalah mengidolakan penyanyi, artis, pemimpin negara, pendeta, guru pujaan mereka. Begitu kuat idola itu bagi seseorang sehingga ada yang bersedia mengorbankan apa saja demi sang pujaannya.
Kekuasaan. Kekuasaan sering menjadi berhala yang menggiurkan melampaui kehausan akan uang. Orang bisa memiliki uang tetapi masih merasa haus akan kekuasaan karena kekuasaan memberikan perasaan berkuasa atas orang lain, atau atas sesuatu. Banyak orang bersedia mengorbankan apa saja demi meraih kekuasaan. Selain itu, setelah seseorang meraih kekuasaan, maka kekuasaan itu sendiri dapat merubah seseorang menjadi kejam seperti Iblis yang membinasakan jutaan orang serta menghujat Tuhan.
Pujian. Pujian merupakan berhala bagi banyak orang. Kehauan akan pujian membuat banyak orang bersedia mengorbankan waktu, uang dan tenaga agar dihargai, dipuji, dianggap cantik, atau dianggap hebat. Iblis dulu seorang malaikat Tuhan dengan segala keelokan yang diberikan Tuhan, namun ia terjebak dalam keinginan untuk dipuji dan dihormati oleh sesama malaikat dan terbuang dari hadapan Tuhan.
Karier juga bisa menjadi berhala bagi kita kalau kita tidak hati-hati. Karier bisa membuat orang mengabaikan rumah tangga atau meninggalkan Tuhan. Iming-iming akan jabatan sering membuat orang berkompromi dengan tekanan dari luar dan menurunkan standar moral, iman, atau bahkan menghujat Tuhan. Dalam cerita Zadrach, Mesach dan Abednego, ketiga pejabat istana ini dipaksa harus menyembah patung Nebukadneser dengan iming-iming jabatan mereka atau mati. Mereka memilih tetap pada iman mereka kepda Tuhan meskipun harus mati dibakar dalam tanur api yang sudah dipanaskan tujuh kali lipat.
Apakah Tuhan cukup bagi anda? Kalau Tuhan yang dapat memberikan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita itu cukup bagi kita, maka mengapa kita harus mencari sumber kecukupan dari tempat lain?
Tuhan adalah pemberi segala sesuatu. Ia adalah jaminan keselamatan dan kebutuhan hidup kita. Karena itu bila memiliki Tuhan saja itu sudah cukup bagi kita. Bila kita mencari pemenuhan kebutuhan kita melalui berbagai idol atau berhala, maka kita tidak akan pernah mendapat kepuasan, yang terjadi adalah kita menuju kepada kebinasaan. Milikilah Tuhan, dan itu sudah cukup bagi kita. Ia akan memuasakan kita dengan segala kebutuhan kita. Ia bahkan membuat cawan kita penuh melimpah. Tuhan memberkati kita.

Sumber : http://dmanongga.blog.co.uk/
Share
Sponsor a Child in Jesus Name with Compassion

Unknown

Blog ini berisi Renungan dan berbagai Artikel juga dokumentasi kegiatan
Remaja GMIM solafide Perkamil

Post A Comment:

0 comments: