Navigation

10 Ciri Visi

Memiliki visi berarti memiliki tujuan hidup. Orang yang tidak memiliki visi tidak akan merasakan arti hidupnya. Itulah mengapa, bagi seorang manusia, visi begitu penting. Namun, saat kita merenungkan apa visi hidup kita, ada sebuah pertanyaan yang timbul, “Apa beda visi dan target?” Keduanya sama-sama butuh pencapaian. Namun, jika kita berkata, “Saya punya target tahun depan menikah” atau “Saya ingin punya rumah dengan spesifikasi bla.. bla.. bla..” Apakah itu berarti kita sudah memiliki visi? Visi adalah sesuatu yang besar dan penting. Sesuatu yang membuatnya layak dihidupi dan dikejar oleh manusia seumur hidupnya. Berikut ini adalah daftar ciri sebuah visi yang dapat kita renungkan dan menjadi evaluasi bagi kita mengenai apakah kita sudah memiliki visi dalam hidup kita?
  • Visi kita melibatkan divine intervention atau keterlibatan Tuhan. Faktor pembeda pertama dan merupakan yang paling penting (mendasar) adalah visi kita bukan berasal, ditentukan ataupun diraih oleh diri kita. Kejadian 1:26 merupakan perintah pertama Tuhan atas manusia sekaligus merupakan tujuan hidup yang Allah berikan. Bahkan seluruh Alkitab sebenarnya merupakan penjabaran visi hidup kita. Dalam blog saya sebelumnya, Buah Pengetahuan Yang Baik dan Jahat dijelaskan mengapa Allah tidak ingin agar manusia memakan buah tersebut, yaitu karena begitu manusia memakannya, manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan ‘visi pribadi’ versi mereka sendiri. Kelihatan egois? Tidak! Di blog tersebut dijelaskan bahwa mengikuti rencana agung dari Tuhan adalah hal terbaik yang manusia bisa lakukan, bukan menciptakan tujuan sendiri. Sebelumnya, kita harus memiliki pengertian yang sama tentang poin ini untuk dapat memahami poin-poin selanjutnya.
  • Visi membuat kita dekat dengan Tuhan, bukan menjauh. Mengapa? Jika kita percaya bahwa yang merancang visi kita adalah Tuhan, maka untuk mengetahui segala detailnya, kita butuh untuk berbicara panjang lebar dengan Tuhan. Saat menciptakan manusia, Ia menciptakan kita secara detail, mulai dari peletakan segala organ tubuh sampai bagaimana masing-masing organ berfungsi. Dari situ kita tahu bahwa Allah merupakan perancang yang detail. Begitu juga saat Ia merancang tujuan hidup kita, visi kita pastilah sesuatu yang detail dan spesifik. Apakah sesuatu yang kita kejar saat ini membuat kita menjauh dari Tuhan? Saya tidak sedang berbicara tentang porsi saat teduh atau berapa lama waktu yang kita gunakan untuk berdoa, karena kedekatan dengan Tuhan tidak dapat diukur hanya dengan hal tersebut.
  • Visi tidak membuat kita lelah ataupun takut. Yesaya 40:31 berkata bahwa orang yang menanti-nantikan Tuhan akan selalu mendapatkan kekuatan baru. Jika kita mengerti poin ke-2, maka pengejaran visi kita tidak akan membuat kita lelah. Bahkan dalam Yoel 2:7 dikatakan bahwa umat pilihanNya seperti sebuah pasukan yang tidak gentar akan apapun, menerjang dan menerobos apa yang ada di depannya (saya membayangkannya sama seperti pasukan Sparta dalam film ’300′). Apakah sesuatu yang kita kejar saat ini membuat kita lelah dalam menjalani hidup kita? Ataukah kita sering takut akan masa depan kita?
  • Visi membuat kita konsisten. Visi adalah gaya hidup. Ia adalah pencapaian dari seluruh hidup kita. Visi bukanlah sesuatu yang dapat dicapai lebih cepat jika kita bekerja lebih banyak, namun orang yang mengerti akan visinya tidak akan menyia-nyiakan waktu-waktu hidupnya, karena ia sadar visi adalah mengenai menanggapi seluruh karunia yang telah Allah berikan. Mengapa kita tidak dapat konsisten? Karena kita tidak yakin bahwa hal tersebut layak untuk kita hidupi. Mencapai visi tidak berarti kita mendorong diri kita habis-habisan untuk melakukannya. Konsistensi lebih berarti bahwa kita tahu seberapa kecepatan yang optimal untuk mencapai tujuan. Sebuah kendaraan yang dipacu habis-habisan dalam waktu yang lama pasti mesinnya akan meledak. Sedangkan visi kita adalah pencapaian yang lama, bukan hanya 10-20 tahun. Bahkan dapat lebih lama dari seluruh umur kehidupan kita (contoh: visi Abraham baru dapat diselesaikan di generasi ke 4, yaitu terbentuknya bangsa Israel). Jika kita menghabiskan seluruh daya guna hidup kita untuk bekerja dan mencapai target, sedangkan kita masih memiliki aspek-aspek lain dalam kehidupan yang menuntut perhatian yang sama, maka kita akan seperti mobil yang meledak mesinnya di tengah jalan.
  • Visi membuat kita fokus. Yoel 2:7-8 juga menceritakan bahwa pasukan tersebut berlari di jalannya masing-masing, tidak berbelok ke kanan atau ke kiri. Ibrani 12:2 berkata bahwa kita harus menanggalkan segala beban kita dan mengarahkan pandangan kita kepada Yesus. Filipi 3:14 berkata bahwa kita berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah. Mengapa kita harus mengerjakan hidup kita dengan sempurna? Dalam Kristus, hal ini bukan lagi karena kita takut berbuat dosa, tetapi karena ada hadiah yang telah Allah sediakan.
Share
Sponsor a Child in Jesus Name with Compassion

Unknown

Blog ini berisi Renungan dan berbagai Artikel juga dokumentasi kegiatan
Remaja GMIM solafide Perkamil

Post A Comment:

0 comments: