Navigation

Mengapa Natal Gereja Koptik Jatuh pada 7 Januari?

Pada Selasa (7/1/2014), umat Kristen Koptik Mesir merayakan Natal sekaligus mengakhiri puasa selama 43 hari yang mereka jalani.

Perayaan Natal umat Kristen Koptik ini berselang sekitar dua pekan setelah sebagian besar Kristen yang didominasi Katolik dan Protestan merayakannya pada 25 Desember lalu.

Mengapa terjadi perbedaan perayaan Natal seperti ini? Uskup Abram dari Keuskupan Fayoum, Mesir, menjelaskan perbedaan tanggal perayaan Natal ini. Dia menekankan, perbedaan tanggal ini disebabkan penggunaan kalender yang berbeda dan bukan karena perselisihan teologis.

Meskipun tanggal pasti kelahiran Yesus hingga kini belum dapat ditentukan, pada beberapa abad pertama setelah Yesus wafat, gereja-gereja di seluruh dunia sepakat untuk merayakan hari kelahiran Yesus pada 25 Desember.

Kemungkinan besar tanggal ini digunakan untuk menggantikan tanggal perayaan musim dingin kaum pagan Romawi saat itu.

Perbedaan tanggal perayaan Natal ini di era modern muncul sebagai akibat penggunaan kalender yang berbeda. Gereja Barat dalam hal ini Katolik menggunakan kalender Gregorian yang digunakan hingga hari ini.

Sementara itu, Gereja Ortodoks yang termasuk di dalamnya gereja Yunani, Rusia, dan Koptik, menggunakan kalender Julian yang diperkenalkan Kaisar Julius pada 46 SM. Kalender inilah yang digunakan Gereja Koptik hingga hari ini.

Pada awalnya, tanggal 25 Desember dan 29 Kiahk dalam kalender Koptik selalu terjadi bersamaan. Namun, diperkenalkannya kalender Gregorian kemudian memunculkan perubahan.

Pada abad ke-16, pemimpin gereja Katolik, Paus Gregorius XIII mengatakan, setelah melakukan penelitian, para ahli astronominya menemukan bahwa satu tahun dalam kalender Julian ternyata lebih pendek 11 menit dibanding satu putaran matahari dalam setahun.

Selama bertahun-tahun, perbedaan 11 menit itu ditambahkan menjadi tiga hari tambahan ke dalam kalender setiap 400 tahun. Akibatnya, tanggal di kalender Julian menjadi tak sesuai dengan tahun matahari.

Untuk mengoreksi kesalahan ini, Paus Gregorius XIII menghitung ulang seluruh sistem dan memangkas hari-hari tambahan ke dalam kalender baru yang dirancangnya.

Hasilnya, kalender Julian menjadi 13 hari lebih lambat dibanding kalender Gregorian sehingga tanggal 25 Desember dalam sistem penanggalan Gregorian jatuh pada 7 Januari dalam sistem kalender Julian.

Meski pada 1875 penguasa Mesir saat itu, Khedive Ismail, mengadopsi dan menggunakan kalender Gregorian, gereja Ortodoks termasuk Koptik tetap menggunakan kalender Julian. Itulah sebabnya hingga kini umat Kristen Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari.

Share
Sponsor a Child in Jesus Name with Compassion

Unknown

Blog ini berisi Renungan dan berbagai Artikel juga dokumentasi kegiatan
Remaja GMIM solafide Perkamil

Post A Comment:

0 comments: